
Kemudian saya mengajak temen gue, Ucy aka Ipit, karna kantor dia deket sama Blok M Square. Tapi tetep aja datangnya telat, masa saya yang dari Pasar Baru malah sampe duluan. Hahaha.. Dasar ipit! Tentu saja saya dari kantor, kan itu hari Jumat masih tetep ngantor dong. Saya kan anak rajin. Hahahaha.. Dari kantor ke blok m tentunya naik bus transjakarta, cuma transit di harmoni trus naik bus trans yang ke blok m. Paling lama dan panas pas nunggu di harmoni, sisanya tinggal wuusss sampe blok m. (Hahaha.. bagian ga penting)
Ini pertama kalinya saya nonton di XXI Blok M Square. Seperti beberapa orang bilang "XXI Blok M Square seperti dunia lain dari Blok M Square itu sendiri" dan menurut saya itu benar. Kenapa? Karna suasana di bioskop sama di luar bioskop cukup berbeda. Kalo di luar bioskop banyak yang biasa orang-orang sebut alay. Sedangkan di bioskop terlihat berbeda dan lebih eksklusif, terlihat dari interior bioskopnya.
Ketika saya beli tiketnya, masih banyak bangku yang kosong. Pantas saja film ini cepet turun dari bioskop, peminatnya sedikit. Padahal menurut saya, film Minggu Pagi di Victoria Park, cukup menarik apalagi ada Doni Alamsyah. Hahahaha.. Komentar sampah! Baik, saya akan berkomentar yang (sedikit) serius. Secara ide cukup berbeda dan menarik. Kalau kata temen, ipit, judulnya kurang menjual. Saya setuju dengan pendapat dia, judulnya terdengar biasa dan kurang menarik. Selain itu, memang cukup sulit bikin film dengan cerita ga biasa ini untuk diminati masyarakat Indonesia pada umumnya. Jadi bisa dibilang produser dan sutradara yang bikin film seperti ini sudah tau konsekuensinya. Menyedihkan...
No comments:
Post a Comment