Saturday, May 22, 2010

Baca lagi dan lagi

Beberapa hari yang lalu, saya nge-post tulisan tentang buku yang sudah dan sedang saya baca. Nah! Terakhir yang saya baca adalah novel Perahu Kertas karya Dewi "Dee" Lestari. Ini novel Dee pertama yang saya baca karna baru bisa beli dan baca. Jadi saya ga tau gimana gaya cerita Dee, tapi denger dari temen-temen katanya kalo Dee itu bikin novel itu cukup berat. Dan untuk novel ini bisa dibilang ga berat, tapi sangat-sangat menarik.

Sebelumnya, mau bilang saya sejujurnya ga begitu suka sama novel percintaan. Apalagi kalo novel percintaan teenlit, mungkin saya ga suka karna iri. Hahahaha.. Mungkin itu terjadi saat saya membaca Perahu Kertas. Novel ini memang novel percintaan antara sepasang anak muda. Awal-awal bisa dibilang sedikit bergaya cerita teenlit. Tapi makin kebelakang ceritanya makin menarik dan penasaran. Walaupun saya sebenarnya baca ini harus dengan lapang dada. Hahaha.. (Lebay lo, gres! Bilang aja sirik!) ;p

Oke! Lupakan masalah ke-iri-an saya sama cerita percintaan. Secara keseluruhan saya suka sama cerita Perahu Kertas ini. Saya suka cara Dee bikin cerita perjalanan cinta antara Kugy dan Keenan. Walaupun sedikit gregetan karna Kugy dan Keenan ga pernah jujur sama perasaannya. Yaahh.. tapi memang harus begitu, biar ada kisahnya. :)))
Kebetulan bulan ini saya beli dua novel dan yang dibaca pertama adalah The Story Girl (Gadis Pendongeng) oleh L. M. Montgomery. Ini deskripsi yang ada di belakang novel:

"Aku suka jalanan, karena jalanan selalu membuatku bertanya-tanya apa yang ada di ujungnya," demikian si Gadis Pendongeng pernah berkata, lama berselang.

Musim semi itu, Beverly King juga tak tahu apa yang menanti di ujung jalan yang akan membawanya ke pertanian keluarga King di Pulau Prince Edward. Bev sudah sering mendengar ayahnya bercerita tentang rumah tempat dia dibesarkan; tentang pohon willow besar di gerbang, tentang kebun buah King yang terkenal, atau tentang para paman dan bibi.

Tapi merasakan sendiri semua keajaiban di tanah keluarga King ternyata jauh lebih menakjubkan. Apalagi hari-hari itu akan ia habiskan bersama para sepupu dan teman-teman. Bev mencatat semua kejadian luar biasa sepanjang tahun itu, juga salah satu hal terpenting... bertemu si Gadis Pendongeng dan mendengar kisah-kisah yang diceritakannya dengan suara emasnya yang misterius. Kisah-kisah yang didongengkan dengan begitu indah sehingga membuat para pendengarnya terisap ke dalam jalinan kata, dan serasa bertemu muka dengan para pahlawan, putri, dewa, bahkan sang Kematian sendiri!
Novel kedua yang saya beli yaitu The Golden Road. (Hari-Hari Bahagia) masih karangan L. M. Montgomery. Sedikit deskripsi yang ada di belakang novel:

Sara Stanley, si Gadis Pendongeng, kembali ke Carlisle untuk menghabiskan musim dingin bersama keluarga King. Untuk membantu melewatkan bulan-bulan musim dingin yang membosankan, dia mengusulkan kepada para sepupunya untuk membuat majalah. Beverley menjadi editornya, sedangkan dia, Felicity, Cecily, Dan, dan Felix bertanggung jawab terhadap kolom masing-masing.

Majalah itu juga akan memuat berbagai peristiwa menarik di Carlisle. Majalah Kita dengan cepat menjadi sumber hiburan yang menyenangkan bagi mereka, di samping berbagai peristiwa yang terjadi pada musim itu. Namun tak ada yang abadi, Ketika ayah si Gadis Pendongeng datang menjemput, dengan berat hati dia harus meninggalkan sahabat-sahabatnya di Pulau Prince Edward.

Monday, May 10, 2010

Let's go play with them!

1. Vivitar UW500

Ini sebenarnya kamera pocket film yang dilengkapi dengan casing waterproof jadi bisa dibawa nyemplung ke air. Tapi saya belum pernah nyobain di dalem air. Hehehe.. Saya baru nyoba di atas air dan hasilnya uda pernah saya tampilin di sini juga.

Kamera ini saya beli di Pasar Baru dengan gaji pertama. Hihihi.. Saya beli ini dengan harga 300ribu, tadinya harganya 350ribu. Saya tawar cuma dapet segitu, katanya itu kamera titipan temannya, jadi dia ga berani nurunin lagi. Karna ada flashnya saya pikir masih wajarlah harganya segitu, secara uda ngcek harganya di kaskus dan memang sekitar segituan harganya. Yauda, saya beli lah.

2. Octopus Kuning

Ini saya beli di Juragan Kamera Shop, online shop di fesbuk. Saya beli harganya masih 35ribu, tapi sekarang uda naik jadi 50ribu. Naiknya sehari setelah kamera ini sampai ke tangan saya. Hahaha.. Ini kamera panorama gitu, yang hasilnya persegi panjang. Tapi bisa juga hasilnya biasa. Ada settingannya di belakang kamera. Oiya, saya juga uda nampilin hasil kamera octopus kuning ini di sini.
3. Ricoh F3

Kamera film ketiga yang saya beli. Ini beli di Pasar Baru, tokonya sama kaya saya beli Vivitar UW500. Harga awal 150ribu dan pasti saya tawar, jadi dapet 100ribu. Harganya sama kaya di online shop Juragan Kamera, tapi ini tanpa ongkos kirim. Hahaha.. Untuk yang ini belom ada hasil fotonya. Nanti kalo uda ada hasilnya, saya posting di sini.

Sunday, May 9, 2010

octopus kuning

Sedikit hasil foto dari octopus panorama. Lagi-lagi dari roll isi 36 cuma berhasil 24 dan yang layak dipajang cuma ini aja. Dua paling bawah itu sedikit saya paksa masukin, biar eksis aja. Hahahaha..


Dua foto yang dibawah ini, saya ambil pas lagi naik ojek dari kantor ke cikini.
Kalo ini pas lagi di gramedia d'best fatmawati, abis karokean sama kiki, oye, dan nyez.
Lagi-lagi ini pemandangan belakang rumah saya.Sedikit foto dari Peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2010, kemaren.
Saya lupa ini diambil di mana. Hehehe..Sekedar foto keisengan yang ingin menunjukan si octopus kuning. Perhatikan spion motornya.Cuma mau gegayaan aja. ;p

Saturday, May 8, 2010

Belajar menyukai baca buku

Kurang lebih empat bulan ini ada 3 buku (novel) yang saya baca. Bisa dibilang ini sesuatu yang jarang. Karena uda lama banget, saya ga melakukan rutinitas membaca. Alasan pertama karna saya ga punya duit buat beli buku (novel), mungkin waktu masih kecil saya masih suka minta dibeliin buku sama bokap. Tapi entah kenapa makin gede, makin males dan ga enak buat minta beli buku. Mau beli novel Harry Potter aja mesti ngrayu mati-matian dulu. Malahan Harpot terakhir aja belom kebeli. Padahal seharusnya orang tua kan mendukung hobi membaca buku karna buku itu jendela dunia. Hahahaha.. Gaya banget dah! Sebenernya sih alasan bokap ga mau ngbeliin itu supaya saya beli sendiri dengan cara menyisihkan uang jajan. Tapi secara saya adalah orang yang ga bisa mengatur keuangan secara baik. Alhasil, tak bisalah saya menyisihkan duit jajan itu. Hahahaha..

Alasan kedua, karna ga punya duit buat beli. Saya minjamlah sama temen, tapi entah kenapa dari semua buku yang saya pinjem ga ada satu pun yang selesai dibaca. Mungkin karna ada beberapa buku yang ceritanya membosankan dan akhirnya ga saya terusin deh bacanya. Sampe sekarang ada beberapa buku temen yang belum saya balikin. Hihihi..

Alasan ketiga karna saya merasa selama kuliah kemaren terlalu banyak bahan kuliah yang mesti dipelajarin. (Bah! Emang lo selama kuliah, belajar, Grace??!!) Sehingga, bikin saya jadi males sama yang namanya membaca. Tapi saya ga males kalau disuruh baca komik miko. Hahahaha..

Nah! Sejak saya bisa menghasilkan duit sendiri alias sudah bergaji atau bisa dibilang sudah bekerja. Hahahaha.. (Terlalu berbelit-belit sekali kau, Grace!) Seperti saya bilang di awal tulisan ini bahwa selama empat bulan ini sudah membaca 3 buku dan di sini bermaksud mereview. Pastinya me-review dengan cara saya. Ini cuma review-an dari seseorang yang sedang belajar menyukai membaca buku. :)

1. Totto-Chan: Gadis Cilik Di Jendela (Totto-Chan: The Little Girl at the Window) by Tetsuko Kuroyanagi

Buku pertama yang saya baca di bulan Januari akhirnya, dibeli setelah dapet gaji pertama. Hehehe.. Saya suka sama buku ini. Bercerita tentang gadis kecil jepang yang bernama Totto-chan (nama kecil si pengarang), dia seorang anak kecil yang sangat-sangat ingin tahu. Gadis kecil ini di sekolah pertamanya dianggap anak yang nakal sama gurunya, sehingga dia dikeluarkan dari sekolah. Padahal dia hanya anak kecil yang penuh semangat dan suka melihat sesuatu yang hal baru menurutnya. Akhirnya, mama pun mendaftarkan Totto-chan ke sekolah Tomoe Gakuen. Sekolah ini sangat-sangat menyenangkan buat Totto-chan. Jangankan Totto-chan, saya aja mungkin bakalan seneng bersekolah di Tomoe Gakuen. Sekolah dengan sistem seperti itu pasti buat saya jadi rajin dan bersemangat untuk ke sekolah. Kepala sekolah Tomoe Gakuen sungguh pintar, karna bisa buat anak-anak kecil di sekolah itu sangat menyukai sekolah. Banyak cerita menarik dari Totto-chan dan teman-teman sekolahnya yang di buku ini.

Saya suka buku ini dan ingin sekali kembali ke masa sekolah dasar, tapi dengan sistem sekolah yang seperti Tomoe Gakuen. Buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela adalah buku yang saya rekomendasikan untuk dibaca.
photo from here (bukunya lagi dipinjem jadi ga bisa foto sendiri)

2. Botchan by Natsume Soseki

Buku kedua yang saya beli ini berkisah tentang seorang pria yang lahir di tokyo kerap dipanggil Botchan oleh pengurus rumah tangga, perempuan tua yang bernama Kiyo. Sejak kecil sudah memiliki ciri pemberontak. Sehingga orang tua jarang memuji dia, tapi kakaknya yang lebih dipuji. Kiyo lah yang suka memuji dan memanjakannya. Ibu Botchan meninggal ketika dia kecil dan beberapa tahun kemudian ayah Botchan pun menyusul. Setelah itu dimulai kehidupan Botchan yang sebenarnya. Awalnya Kiyo, mengajak Botchan untuk tinggal bersamanya di rumah keponakannya. Tapi Botchan memilih untuk melanjutkan sekolah di sekolah ilmu kejuruan pasti dengan uang warisan yang ditinggalkan ayahnya. Setelah lulus, dia menerima lowongan untuk menjadi seorang guru matematika di sebuah desa. Dan sebagian dari cerita ini pun berisi tentang Botchan dengan sifat pemberontaknya berusaha untuk memperbaiki "sistem" di sekolahan desa tersebut.

Sejujurnya saya merasa kecewa membeli buku ini. Ceritanya sedikit membosankan dan datar. Kenapa saya bisa sampe beli buku ini?? Mungkin karna masih terpengaruh dengan buku Totto-Chan: Gadis Cilik Di Jendela, kesamaannya 2 buku ini bercerita tentang sekolah. Tapi karna uda terlanjur dibeli, ya harus dibacalah. Hehehe..
3. De Journal by Naneng Setiasih

Saya pernah mengutip paragraf dari buku ini untuk ditulis di sini. Buku ini bercerita tentang backpacker wanita yang keliling indonesia dan 30 negara lainnya sendirian. Tapi di novel ini si penulis sekaligus backpackernya itu baru menceritakan tentang keliling indonesia, sedangkan keliling negaranya di buku berikutnya. Butuh usaha keras baca buku ini, karna saya sangat iri dengan Mba Naneng ini. Dia bisa melalang buana dengan modal nekat. Padahal kalau soal pergi sendiri, saya sering kok nglakuin itu. Tapi kenapa saya ga bisa kaya Mba Naneng ini ya?? Nasib orang berbeda-beda, mungkin suatu saat nanti saya bisa backpackeran seperti dia. (Amiiin)

Walaupun iri dengan cerita ini, tapi saya suka dengan tulisan Mba Naneng ini. Tidak hanya menceritakan tentang perjalanannya, dia menceritakan tentang pengetahuan yang diketahuinya. Banyak hal-hal yang tak saya sangka dari membaca buku ini. Banyak pandangan dia yang terkadang jadi pikiran saya juga.

Ada lagi yang bikin iri dari penulis ini, yaitu bagian setiap ada cowo bule yang naksir dia dan punya cerita indah dari setiap bule itu. Hahaha.. Cukup lumayan banyak pria bule yang naksir sama Mba Naneng ini. Dan saya yakin untuk beberapa wanita itu sedikit bikin iri. Atau cuma saya doang lagi??!! Hahahaha.. Saya saranin sebelum baca buku sebaiknya kalian banyak menahan emosi karna iri. Hahahaha..Itulah tiga buku yang saya baca. Ketiga buku itu selalu menemanin saya selama perjalanan pulang kerja. Sekarang buku yang sedang saya baca adalah novel karangan Dewi Lestari a.k.a. Dee yang berjudul Perahu Kertas.

Friday, May 7, 2010

Vivitar UW500

Sebenar ini kamera film yang pake casing underwater, tapi karna selama ini belum bermain-main di dalam air jadinya saya lepas deh casingnya. Dan saya pakelah di luar air. Hehehe.. Saya pake film kadaluarsa. Dari 36 roll yang berhasil cuma 16 foto dan yang sedikit layak untuk ditampilkan di sini cuma 9 foto. Hahaha..

Inilah 9 foto yang layak ditampilkan. Foto-foto ini diambil selama perjalanan saya ke kantor, pulang, dan di rumah.

perjalananku ke kantor

tulang besi otot kawat

itu wisma antara, tapi bukan di situ aku kerja

bayangan monas

lautan awan

pemandangan stasiun juanda di jalur kota-bogor

menunggu si merah

dari balik jendela kamarku

Thursday, May 6, 2010

22

Happy birthday, Grace!!!
Ini ulang tahun tersepi saya

Mama Papa lagi pulang kampung ke Pematang Siantar
Mama cuma ngucapin lewat sms
Di rumah ga ada kue tart bikinan Mama
Yang ada ucapan ulang tahun dari Abang Richie & David

Kalau dulu pas kuliah masih ada temen-temen kampus yang ngramein
Sekarang uda lulus dan temen-temen uda pada mencar-mencar
Cuma bisa ngucapin lewat sms atau social networking website
Tapi tak masalah buat saya

Saya sekarang uda kerja
Ada beberapa orang kantor yang jadi temen di facebook
Makanya jadi tau kalau hari ini saya ulang tahun
Alhasil, pada ngucapin deh
Tapi cuma yang seruangan aja
Dan saya cuma bisa ngucapin terima kasih
Maaf, ga bisa traktir apa-apa

Hari ini ada kereta anjlok di stasiun manggarai
Jadinya saya pulang naik bus trans
Dan rame sekali karna yang biasa naik kereta jadi pada naik bus trans
Yang saya benci dari jalanan pas pulang kerja adalah kemacetan
Itu yang saya temui tadi

Tapi ini bagian yang paling terbaik di hari ulang tahun saya
Saya makan bareng Atre dan Greggy di warung nasi goreng
Tempat favorit kita kalau lagi ngrayain sesuatu
Hahahaha

Terima kasih semua ya!!!
:)

Photo by me with vivitar uw500

Saturday, May 1, 2010

M A Y D A Y

preparation for mayday

ganti rezim ganti sistem

tikus si rezim koruptor

jurnalis juga buruh

mayday hanya sebuah peringatan?!

i'm party dork's labor

solar generation on mayday